Followers

Saturday, April 17, 2010

RINDU SEMALAM


Masih adakah sisa waktu
untuk kita bercerita
sambil duduk di bangku kayu
dan menunggu rinai berhenti
seketika kita terdiam
oleh nyanyian ombak
dan siulan angin
kita melepas resah
di bahu hari yang mula hangat
sambil sesekali
saling mengusap pipi yang semakin basah

Akupun rindu
pada camar yang terbang
membawa mimpi
dari benua ke benua
lalu singgah di muara cinta
ketika kita mula berangkat
ada janji yang kita tinggalkan
di bangku kayu itu


Aku rindu
Rindu pada gemersik suaramu
Rindu untuk kembali bercerita seperti dahulu.

Saturday, April 10, 2010

AKU INGIN ADA AKU


Ketika mentari di ufuk
langit berona merah tembaga
kudengar namamu
bergema seluruh jagatraya
mengulit rindu
indah dan mengasyikkan..
menelusi telinga dan bermukim di jiwa
menghentikan setiap gerak yang berdiri
lalu aku terduduk
dalam kekerdilan ini
kukuliti cintamu
Agung dan sarat tidak terhitung
tidak juga tertimbal
kuingin diam
di bawah lembayungmu
dalam rahman dan rahimmu

Kuingin ada aku
dalam setiap saat yang berinjak
dari setiap mentari di dufuk
hingga setiap syuruk yang datang

Duhai kekasih
Aku ingin ada aku.

Friday, April 9, 2010

Siapa pemiliknya...




Assalamualaikum…
Siapa pemiliknya…bila Nabila cakap, ummi! Please…cantiknya… boleh tak? Seorang lelaki berdiri di sebelah memandang ke arah kami dengan senyum. Samada pemiliknya atau bukan, saya tak pasti. Yang pasti Nabilla beriya-iya.
“Pakcik tu tak marah. Dia senyum je.” Saya tersenyum mendengar kata-kata Nabila.
“Entah-entah dia bukan tuannya.” Jawab saya. Nabilla sudah pun berdiri. Ish! Budak ni kalau bergambar bukan main lagi bisik hati saya. Saya pun click beberapa keping. Kepada pemiliknya jangan marah ya…cantik sangat sampai kami betul2 jatuh cinta.

Wednesday, April 7, 2010

Menapaklah dan duduk dekatku..


Menapaklah
dan dudukl dekatku
mari kita menghitung bintang-bintang
sambil mendengar bisik angin
dan syair syahdu unggas malam
ketika semuanya diam
lautpun berselimut
ombak mulai beristirehat
hingga kita bisa mendengar
darah yang mengalir di jantung
dan bisik bicara di hati
ketika itu sepi menjadi terlalu indah
duka semalam menjadi catan berharga
tangis menjadi simfoni mengolah senyum
malam-malam turut wangi
dan pertama kali memaknai derita

Menapaklah
duduk dekatku
mari kita menunggu mentari
dengan senyum seindah pagi.

Sunday, April 4, 2010

Cinta saya padanya tidak pernah luntur..


Assalamualaikum...
Sewaktu membelek-belek folder, saya terjumpa foto yang tersimpan di laci kerja saya. Saya mencapai lantas merenungnya. Teringat saya pada SUTERA TERAKHIR, panggung drama, foto tersebut dikirimkan oleh penerbit drama saya, En. Abdul Rahman bin Ismail. SUTERA TERAKHIR drama yang menerima – feedback agak memberangsangkan. Menariknya pilihan lagu-lagu yang sangat menarik antaranya lagu-lagu Broery Marantika..agak syahdu. Menambahkan lagi kesedihan SUTERA TERAKHIR itu. Wajah DATUK JALALUDIN BIN HASSAN, AZEAN IRDAWATI, NADIA MUSTAFAA, RADHI KHALID dan LIZA ABDULLAH saya renung, teringat bagaimana sepi seorang suami yang dilakonkan oleh Datuk Jalal.. Saya menghubungi sebaik sahaja SUTERA TERAKHIR berkumandang di Nasional FM, dalam Panggung RTM. Ucapan terima kasih saya bukan sahaja kepada penerbit saya, En. Abdul Rahman bin Ismail juga kepada krew penerbit dan pelakon-pelakon yang terlibat.
Kini tumpuan banyak kepada novel, penulisan skrip seakan terpinggir. Apapun cinta saya pada penulisan skrip drama tidak pernah luntur..InsyaALLAH jika ada waktu saya akan kembali memberi ruang untuk skrip drama.

Sekadar berkongsi. Salam sayang buat pengunjung blog Indah.
Wassalam

ABJAD YANG GUGUR DALAM LAGU PERSAHABATAN

ABJAD YANG GUGUR DALAM LAGU PERSAHABATAN

Kolaborasi Puisi antara penyair Indahairani (Indah Hairani ) dan Moh. Ghufron Cholid


Dia belum sempat

menyarung sepatu

dan menukar baju

dari kelaring darah seorang rakan

sambil menelan aroma hanyir daging

yang tersangkut di jeriji

dentuman itu kedengaran lagi.



Dengan mata polos

dia menyandar pada dinding yang retak

memeluk erat gambar gurunya

sepanjang menunggu reda hujan peluru.



Dalam jeritan bisu

dia mengutip abjad yang gugur

satu persatu

sambil kembali menyusun di atas serpihan batu

Abjad yang gugur itu
Kini menjadi lagu persahabatan
Lalu menjelma tarian pengertian
Dalam dekapan akar kesetiaan

Al-Amien, 04 April 2010
Kolaborasi ini tercipta setelah saya berkunjung ke taman karya penyair Indahairani dalam buah penyanya Abjad Yang Gugur di situs http://esasterawan.net/esasterawan/1_karya.asp?uid=119&ID=2662 bait terakhir dalam puisi ini adalah komentar saya atas puisi Abjad Yang Gugur sekaligus saya abadikan dan saya satukan dalam sebuah kolaborasi puisi berjudul ABJAD YANG GUGUR DALAM LAGU PERSAHABATAN.

Kolaborasi Puisi - Moh. Ghufron Cholid: TERIMA KASIH

Kolaborasi Puisi antara penyair Indahairani (Indah Hairani) dan Moh. Ghufron Cholid

Kumbah yang menyusur sungai
Limbah yang memusar di muara
menuba dan menggugah lena

menukar warna taman firdausi
persada permukiman musnah
warga samudera menjerit
terkulai dan terkapar

Jasad-jasad tidak berkapan
kulit-kulit tersiat melecur,
meluluh dan membengkak
desir angin adalah talkin
pengkebumian ini tidak berpusara

Memo ini
melakar kosa kata cinta sebanyak buih
melorek vokal mimpi setinggi ombak
berikan kami nafas
berikan kami hidup

Sekedar menerjemahkan mimpi
Lalu berbagi bintang prestasi
Buat kuncup-kuncup bunga pertiwi
Yang sedang mencari kesejatian diri

Al-Amien, 03 April 2010
Kolaborasi puisi ini tercipta setelah saya berkunjung ke bilik karya penyair Indahairani dalam buah penanya MEMO DARI LAUT di situs http://esasterawan.net/esasterawan/1_karya.asp?uid=119&ID=3601. Bait terakhir dari puisi ini adalah komentar saya atas karya sang penyair dan kemudian saya jadikan puisi kolaborasi. Selamat membaca dan selamat menikmati.

Friday, April 2, 2010

Selamat berkarya sambil menikmati damai laut..



Pantai Rhu UMT pantai yang menggamit banyak kenangan. Saya akan menjejaki dadanya bila saya ingin mencari sedikit ketenangan atau rindu untuk mendengar desir angin dan debur ombak. Petang tadi saya kembali ke sana seperti minggu-minggu sebelumnya. Mata saya menyelinap mencari sesuatu yang sering mencuri tumpuan saya. Saya suka melihatnya. Saya suka memerhati dari jauh. Dia menyendiri dengan kertas dan peralatan melukisnya. Dia berkarya seolah-olah dipantai itu hanya dia sendirian. Saya melangkah mendekatinya. Dia tersenyum sewaktu saya memohon izin mengambil foto2nya. Saya sempat bersembang menyentuh karya-karyanya yang turut dipamer bersama. Menyoroti kehidupannya buat saya berfikir. Istimewanya insan yang TUHAN kurniakan bakat seperti beliau. Melakar kesedihan, keriangan melalui catan-catan. Lebih-lebih, dia juga menulis lirik-lirik lagu. Telah banyak terkumpul. Terima kasih Azuarr sudi berkongsi dengan kndah. Ini bukan yang terakhir kunjungan. Kita akan berjumpa lagi. Selamat berkarya sambil menikmati damai laut. Wassalam.

aduhai damai yang mahu pergi…datanglah bertamu ke berandaku..aku akan menunggumu..

Assalamualakum..
Salam sedamai malam,
Saya bangkit ketika semuanya telah diam. Ketika semuanya telah menikmati lena masing-masing. Sepi ketika itu seakan-akan saya berada di tempat yang asing. Saya menguak daun pintu dan melangkah ke beranda. Tanpa merasa takut saya berdiri dalam kesunyian itu menatap langit yang damai. Sebuah wajah bulan seperti melekat di dinding langit. Subhanallah, TUHAN yang menjadikan keindahan itu,. Sangat damai saat ini. Sangat indah ciptaan ini. Saat inilah yang sangat-sangat saya rindukan selama ini. Bersendiri menikmati erti sepi. Sepi ini indah. Bersendiri mencari diri sendiri dan menghitung perjalanan yang telah dilalui. Sudah jauh perjalanan hidup ini. Di bawah cahaya bulan yang berbalam, saya merenung jauh ke perbukitan yang kelihatan berkabus. Sangat indah. Keindahan yang sangat dekat dengan kehidupan saya selama ini. Saya menarik nafas dalam. Menyedut udara penuh rasa nikmat. Menikmati kedamaian yang jarang-jarang saya nikmati seperti ini. Ya ALLAH saya rindukan damai ini. Saya ingin berlama dalam suasana begini. Saya ingin melupakan semuanya, kelmarin, semalam…Ya ALLAH. Sepi ini sangat indah. Tersangat indah. Alangkah indah jika di saat begini saya mampu berkarya. Menyiapkan MELUKIS REMBULAN, menyelesaikan DI HUJUNG RANTING 2 dan sudah pasti saya tidak sabar membongkar luka DIARI SEORANG LELAKI. Ya ALLAH, dalam sepi dan damai ini saya memohon agar saya dikurniakan ilham. Ya ALLAH…kurniakan saya ilham.
Saya tersentak ketika bacaan ayat suci kedengaran dari corong masjid. Subhanallah…saya merenung bulan yang makin ke ufuk. Seperti ingin berpisah dengan kekasih yang saya cintai. Sayu hati….aduhai damai yang mahu pergi…datanglah bertamu ke berandaku..aku akan menunggumu..