Followers

Thursday, March 25, 2010

CINTA YANG GERING

Ketika kakiku
Melangkah ke beranda sepi itu
kulihat sekujur cinta yang gering
terbaring di ranjang malam
dengan mata terpejam
dan bibir pudar senyumnya

Lalu aku bersimpuh di sisinya
sambil merenung seraut wajah yang kian pucat
kuletakkan telapak tanganku pada alisnya
kugenggam erat temulang derita jemarinya
kurebahkan kepala di dadanya
dan kubisikkan rindu yang telah tua

Kudengar ada tangis yang melirih
mendalam dan menjauh
saat manis yang mahu pergi
lalu kubiarkan airmata kami bersatu
dan sepanjang malam kubisikkan namanya

Ketika syuruk menguak jendela hari
wangi kasturi mendakap pilu
lalu kuhantarkan rindu
mengiringi keberangkatan itu

Pada senja yang suram
aku melangkah meninggalkan beranda sepi
dan sekujur kenangan di ranjang malam.

1 comment:

HARIS INDERA said...

FUHHH.....TERLALU PUITIS...ANDAINYA KU MAMPU MELAKAR KATA SEBIGINI RUPA....ERMMMM....

Seolah olah
Membawaku seperti malam...malam yang semalam...ketika kau hadir diberanda sepi ku itu....terima kasih kerna sudi bersimpuh disitu.. ...walaupun hanya untuk seketika bermanis disitu...ku harap kau berlama di beranda sepi itu....tetapi apakan daya...hanya sebatas itu yang mampu berada di ruangan kecil sesempit itu...

jgn risau....biar saja bibir itu pudar..biar saja cinta gering itu disitu...kerna itu apa yang ada...kerna itu tetap disitu...dan itu bukan mimpi...itulah jejak jejak realiti...realiti antara malam dan senja yang tetap berlabuh dan pergi...itu pasti....