Followers

Monday, December 29, 2008

Belenggu Sengsara

Saya merenung wajah di depan saya dengan perasaan sebak. Wanita itu mengesat penjuru kedua matanya dengan belakang tangan.
"Sampai macam tu sekali, kak?" Soal saya. Dia mengangguk.
"Ya..malah ada yang datang dengan bingung, tidak fokus. Hilang semangat untuk hidup."Sambung wanita itu lagi. Saya terdiam sambil menjeling sepupu di sebelah saya. "Zalimnya seorang lelaki yang bergelar suami itu.." Kata-kata itu terluncur dari bibir saya, tanpa saya duga.
"Itu sedikit, ada yang luka parah dipukul dengan tali pinggang, dihentak dengan piring."
"Cukup kak..ngeri saya mendengarnya." Wanita itu terhenti kemudian memegang tangan saya.
"Saya tak rela jika diperlakukan macam tu.." Ungkap saya perlahan. Sepupu saya menepuk lembut bahu saya.
"Kalau berhadapan dan dengar sendiri daripada mangsa, awak sendiri akan melihat betapa sengsaranya mereka. ." bisik sepupu saya perlahan. Wanita itu memandang saya sambil mengangguk mengiyakan kata-kata sepupu saya itu.
"Sepanjang saya bersama ibu-ibu tunggal, macam-macam rintihan yang boleh saya dengar. Ada yang patah-patah dikerjakan suami. Sepak terajang dan macam-macam."
"Suami jenis apa tu kak?"Soal saya seperti budak-budak.
"Tapi tak semua macam tu. Hanya sejumlah kecil" Ujar sepupu di sebelah saya bila melihat teduh di wajah saya.
"Sekalipun kecil jumlahnya kak, tapi dia memberi kesan yang besar masyarakat."Luah saya degnan nada geram.
"Tulislah tentang penderaan, penderitaan dan tidak bertanggunjawabnya lelaki." Ujar wanita itu lagi. Saya terkedu, sengsara yang pernah dilalui, menjadikan orang hilang kepercayaan terhadap orang lain. Saya memandang ke wajah mereka kemudian dengan perlahan saya menggeleng-eleng kepala.
"Saya tak boleh tulis kak."
"Kenapa?"
"Dah banyak orang tulis tentang tu..." bisik saya perlahan. Saya tak nafikan paparan kezaliman mengundang simpati dan menarik minat khalayak, lebih-lebih bila digarap dengan baik. Saya memejam mata sesaat, mengenang watak-watak lelaki yang saya paparkan dalam Rindu Berbisik dan Hanya Sebatas Ini. Watak lelaki yang baik-baik. Mungkin saya dikelilingi orang yang baik-baik. Bisik saya dengan penuh rasa syukur. Kepada wanita-wanita yang ditakdirkan melalui jalan dalam hidup demikian, saya doakan agar anda tabah dalam mengharungi liku2 hidup. Bebaskan diri dari belenggu kesengsaraan.

No comments: