( Dedikasi untuk seorang sahabat )
Ketika mentari mengukir alis pada wajah siang
dan mengucup lembut bibir yang masih basah
kau bertenggek di bangku kayu
sambil mengukir senyum
ingatanpun berlari
ketika menjejak embun di daun ilalang
sambil mengirai rambut yang mulai basah
kau tersenyum melihat wajah awan.
saat menjadi sangat manis
Ketika senja melabuh wajah di kaki bukit
dan bayang rembulan jatuh di Teluk
kau melangkah tinggalkan Tepoh yang sunti
sambil mengucap selamat tinggal
Ketika menguak daun jendela
ada garis luka teringgal di bantal
akupun mula kenal sekujur derita.
2 comments:
Alangkah emosionalnya sajak ini.
Terima kasih tuan Marsli...saya baru belajar bertatih..
Post a Comment